Suhu tubuh manusia diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas. Alat pengatur suhu berada di dalam otak (hipotalamus anterior) yang membantu suhu tubuh yang konstan antara 36.5C dan 37.5C.
Suhu tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas.
Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37 C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5 C sedang di rectum (anus) sekitar 37.5 C.
“Panas atau Demam terjadi bila pengambilan suhu tubuh melalui mulut (dibawah lidah) DIATAS 37.5 C”.
Demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas seting normal yaitu di atas 38C. Namun demikian, beberapa buku menyatakan bahwa demam adalah suhu tubuh > 38.5C untuk waktu minimal 24 jam.
Normal | Demam rendah | Demam sedang | Demam Tinggi |
Ketiak | 37.2°C – 38.3°C | 38.3°C – 39.5°C | > 39.5°C |
Oral | 37.7°C – 38.8°C | 38.8°C – 40°C | > 40°C |
Catatan:
Suhu diukur di
Rektal (Bayi)
Rektal, ketiak, telinga (Balita)
Mulut (Anak Besar)
Suhu di daerah rektal paling mendekati suhu tubuh sebenarnya (core body temperature). Suhu di daerah mulut atau ketiak sekitar 0,5-0,8 derajat lebih rendah dari suhu rektal, dengan catatan setelah pengukuran selama minimal 1 menit.
PENYEBAB DEMAM
Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non-infeksi seperti kompleks imun atau peradangan lainnya.
1. Infeksi virus.
Pada anak, penyebab utama demam adalah infeksi virus khususnya di saluran napas atas dan keadaan umum (tanda vital) baik. Demam yang disertai sariawan, ruam cacar, atau ruam lainnya yang mudah dikenali, virus sebagai penyebab demam dapat segera disimpulkan tanpa membutuhkan pemeriksaan khusus. Demam ringan juga dapat ditemukan pada anak dengan batuk pilek (common colds), dengan rinovirus salah satu penyebab terseringnya. Batuk pilek dengan demam tinggi (flu) disebabkan oleh virus juga tidak membutuhkan pemeriksaan khusus. Penyebab lain demam pada anak adalah enteritis (peradangan saluran cerna) yang disebabkan terutama oleh rotavirus.
2. Infeksi bakteri.
Umumnya infeksi saluran kemih (ISK) dan yang paling berisiko adalah yang berusia kurang dari 6 bulan. Program imunisasi HiB berhasil menurunkan angka kejadian meningitis bakterial secara bermakna. S. pneumoniae (penyebab utama infeksi bakteri yang cukup serius) hanya ditemukan pada < 2 % populasi dan sebagian besar anak dapat mengatasi S. pneumoniae tanpa antibiotika. Hanya 10 %-nya yang berlanjut menjadi pneumonia yang lebih berat dan 3-6 % menjadi meningitis.
Usia yang menuntut kewaspadaan tinggi orangtua dan dokter adalah usia di bawah 3 bulan. Pemeriksaan harus lebih teliti karena 10 %-nya dapat mengalami infeksi bakteri yang serius, dan salah satunya adalah meningitis.
Mekanisme Demam
Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih (leukosit) melepaskan pirogen endogen yang memicu produksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior (pusat pengatur suhu di otak). Hipotalamus anterior kemudian meningkatkan nilai-ambang temperatur dan terjadilah demam. Singkatnya, demam adalah efek dari beredarnya pirogen (zat penyebab demam) yang dilepas oleh leukosit dalam fungsinya sebagai anggota sistem pertahanan tubuh.
Gejala Demam


Dampak Demam
1. Dampak Menguntungkan
Fungsi pertahanan tubuh manusia bekerja lebih baik pada suhu demam dibandingkan suhu normal. Pelepasan pirogen endogen akan memicu pertambahan jumlah leukosit, meningkatkan aktivitas mereka dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme serta meningkatkan produksi/fungsi interferon (zat yang membantu leukosit memerangi mikroorganisme).
2. Dampak Negatif
a. Kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).
Ketika mengalami demam, terjadi peningkatan penguapan cairan tubuh sehingga anak bisa kekurangan cairan.
b. Kekurangan oksigen.
Saat demam, anak dengan penyakit paru-paru atau penyakit jantung-pembuluh darah (kardiovaskuler) bisa mengalami kekurangan oksigen sehingga penyakit paru-paru atau kelainan jantungnya akan semakin berat.
c. Gangguan neurologis pada hiperpireksia.
Demam di atas 42 derajat selsius bisa menyebabkan gangguan neurologis, meskipun sangat jarang terjadi. Tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan terjadinya kerusakan neurologis bila demam di bawah 42 derajat selsius
d. Kejang demam.
Anak berusia kurang dari usia 5 tahun (balita), terutama pada umur di antara 6 bulan dan 3 tahun, bisa mengalami kejang demam. Khususnya pada temperatur rektal > 40 C. Kejang demam biasanya hilang dengan sendirinya, dan tidak menyebabkan gangguan neurologis (kerusakan saraf).